LiburMulu.com – Sudah pada tahu dengan Via ferrata? Via ferrata ini sebenarnya adalah jalur pendakian yang menggunakan kabel/kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan secara berkala yang menempel tetap pada batu. Via ferrata berasal dari bahasa itali yang berarti jalan besi.
Nah untuk Via ferrata yang ada di Gunung Parang ini adalah via ferrata pertama di Indonesia. Klasifikasi kesulitanya adalah Clasiccal Via Ferrata dengan tingkat kemiringan rendah. Karena itu hampir semua orang dapat memanjat Tebing Parang setinggi 150 meter ini. Dari atas, kalian akan merasakan sensasi ketinggian serta menikmati indahnya alam Purwakarta dari ketinggian.
(Baca Juga : Pendaki Gunung Sejati Pasti Tak Akan Lakukan Ini!)
Kalaupun belum mendengar tentang Via ferrata, pasti sudah pernah mendengar nama Gunung Parang dong? Soalnya foto gunung ini sudah banyak kita temukan di Instagram dan juga di jejaring sosial lain. Tetapi, apakah memerlukan skill khusus untuk mendaki gunung yang berada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini. Katanya begitu?
Sebenarnya semua tergantung dari jalur mana kalian akan muali mendaki Gunung Parang. Soalnya disana ada sekitar tiga buah jalur pendakian untuk mencapai puncak Gunung Parang sendiri. Namun demikian, ada satu hal yang pasti mengenai gunung ini. Gunung Parang ini bisa disebutkan didaki oleh siapa saja, bahkan termasuk anak-anak sekalipun.
Eh serius nih?
Gunung Parang Adalah Gunung Pertama Yang Memiliki Jalur Via Ferrata
Gunung Parang ini merupakan gunung pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan jalur via ferrata. Sebuah jalur yang dilengkapi dengan tangga besi yang telah dipasang pada dinding-dinding batu andesit di Gunung Parang. Sebagai keamaan tambahan, pengunjung juga akan dilengkapi dengan sebuah tali pengaman yang akan dikaitkan setiap lintasan besi, juga seat harness serta helm pelindung.
Jalur via ferrata di Gunung Parang ini baru diresmikan pada tahun 2015 lalu dan telah diuji coba untuk semua pengunjung mulai dari usia 5 hingga 62 tahun. Beneran kok! Anak-anak dengan usia 5 tahun dapat mendaki Gunung Parang melalui jalur via ferrata dengan cukup aman. Tentu saja selama mereka tidak takut ketinggian. Sampai saati ini, sudah ada beberapa operator wisata yang menjual paket pendakian Gunung Parang melalui jalur via ferrata.
(Baca Juga : Mau Jadi Pendaki Profesional?! Coba Belajar Mendaki Dulu Di 10 Gunung Ramah Daki Ini)
Gunung Parang sendiri merupakan sebuah gunung batu yang hanya memiliki tinggi sekitar 963 mdpl saja. Jadi tingginya hampir setara dengan Gunung Nglanggeran yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta. Namun demikian, untuk kalian bisa sampai ke puncak gunung tersebut kita harus melakukan wall climbing melewati tebing berbatu yang lumayan ekstrim.
Nah, jadi tebing inilah yang sering dianggap sebagai jalur ekstrim di Gunung Parang. Akibatnya banyak orang mengira kalau pedakian Gunung Parang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu, dengan skill pendakian yang sudah cukup mumpuni.
(Baca Juga : Survival Skill Yang Berguna Ketika Naik Gunung Atau Di Alam Bebas!)
Namun karena di salah satu sisi tebing tersebut telah dibangun sebuah jalur via ferrata, sebuah jalur yang sudah dilengkapi dengan tangga besi, jadi menjadi lebih mudah deh. Untuk panjang jalur di tebing batu ini sendiri kira-kira adalah sekitar 150 meter.
Via ferrata disini memiliki jalur dengan ketinggian beragam. Panjat rekreasional biasanya mencapai ketinggian 100 meter. Ada pula yang lanjut naik ke 300 meter, 500 meter, bahkan 700 meter. Memang enggak terlalu tinggi, tetapi cukup mendebarkan untuk didaki. Terus, apakah tebingnya aman untuk didaki?
Tenang saja, jenis batu yang ada di bagian tebing itu merupakan bebatuan andesit yang kuat. Sehingga strukturnya tidak rapuh dan aman untuk didaki. Perlu kalian ketahui, Bebatuan andesit sendiri merupakan jenis batu yang digunakan untuk membuat konstruksi candi-candi kuno, seperti pada Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Tentu kalian pasti tahu kedua candi yang termasyur namanya ini bukan?
Setelah ini masih menganggap naik gunung parang itu nggak bisa untuk pemula? Tentunya setelah ini anggapan bahwa puncak Gunung Parang hanya bisa dicapai oleh pendaki dengan kemampuan mendaki tingkat tinggi adalah salah. Namun tentunya kalian harus mendaki di Jalur yang sudah dilengkapi dengan via ferrata ya!
Apa Yang Akan Kalian Dapatkan Di Gunung Parang?
Karena ketinggiannya, tentu dari puncak Gunung Parang kalian bisa menyaksikan keindahan alam dari ketinggian. Walaupun kalian belum bisa menikmati pemandangan gumpalan awan seperti di gunung-gunung dengan ketinggian ribuan mdpl, kalian masih bisa menyaksikan keindahan alam di sekitar Gunung Parang.
Salah satu pemandangan paling indah dari puncak Gunung Parang adalah Waduk Jatiluhur yang luas dan legendaris itu. Gunung-gunung batu lain yang juga bertebaran di sekitar Waduk Jatiluhur juga akan melengkapi pemandangan yang ada. Selain pemandangan indah tentu kalian juga akan mendapatkan kepuasan sendiri karena berhasil mendaki Gunung Parang lewat via ferrata!!
Cara Menuju Gunung Parang
Karena lokasinya tidak terlalu jauh dari ibukota, Via ferrata di Gunung Parang ini cocok untuk destinasi akhir pekan. Jadi bisa menjadi destinasi kalian yang hanya punya waktu liburan pada akhir pekan.
Via ferrata Gunung Parang bisa dilakukan dari Kampung Cihuni atau Kampung Cirangkong, Desa Pesanggrahan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Untuk mencapai Gunung Parang dari Jakarta tidaklah terlalu sulit. Dari Jakarta, berangkatlah menuju ke Purwakarta lewat jalan tol Cipularang dan keluar di pintu tol Jatiluhur. Setelah itu arahkan kendaraan kalian ke arah Plered.
Dari jalan utama menuju Plered nanti akan terdapat dua jalur alternatif menuju Gunung Parang. Jalur pertama adalah melewati jalur Cilalawi, dengan jalan yang lebih mulus namun sepi. Sementara itu jalur kedua adalah lewat Pasar Plered, dengan jarak yang lebih dekat namun cukup ramai perkampungan.
Waktu tempuh untuk menuju Gunung Parang lewat Cilalawi kurang lebih adalah sekitar dua jam. Sementara itu jika kalian menuju gunung ini lewat Pasar Plered, waktu tempuhnya adalah sekitar satu jam hingga tiba di Kampung Cihuni atau Kampung Cirangkong.
Kalian juga bisa menggunakan transportasi umum untuk menuju kesini. Caranya kalian naik bus terlebih dahulu menuju Purwakarta dan kemudian turun di pintu tol Jatiluhur. Dari sana, baru naiklah angkutan umum jurusan Purwakarta-Plered yang berwarna hijau. Setelah itu kalian turun saja di Pasar Plered.
Dari Pasar Plered, dilanjutkan naik angkutan umum menuju Desa Cihuni atau Desa Cirangkong. Namun, sayangnya angkutan umum sejenis omprengan ini hanya ada siang hari dengan tarif IDR 12.000 per orang.
Jadinya jika kalian kebetulan datang pada sore atau malam hari, pilihan yang ada adalah menyewa ojek menuju kedua desa tersebut dengan tarif sekitar IDR 30.000 – IDR 40.000.