Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia!

Stasiun Tugu Jogja adalah salah satu stasiun kereta api yang ada di Yogyakarta. Selain Stasiun Tugu Yogyakarta, kota ini masih punya satu stasiun lain, yaitu Stasiun Lempuyangan.

Namun untuk kereta eksekutif rata-rata berangkat dari Stasiun Tugu yang berada di dekat Jalan Malioboro ini. Saya sendiri paling sering naik kereta dari Stasiun Tugu karena aksesnya dekat dengan pusat keramaian kota Jogja.

Jadi kalau liburan ke Jogja, kamu pasti akan mampir ke stasiun ini. Nah, kamu penasaran nggak dengan isi dari Stasiun Tugu Jogja ini? Baca saja tulisan ini sampai selesai ya.

Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia!

Stasiun Yogyakarta (YK) atau disebut Stasiun Jogjakarta (bahasa Jawa: ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀ꦠꦸꦒꦸꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Sêtasiyun Tugu Ngayogyakarta) — juga dikenal sebagai Stasiun Tugu — merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kota Yogyakarta.

Stasiun yang terletak pada ketinggian 113 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta, Kota Yogyakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun ini beserta rel KA yang membujur dari barat ke timur berada di Kecamatan Gedongtengen.

Stasiun Tugu Yogyakarta ini melayani pemberangkatan dan kedatangan hampir semua kelas kereta api (KA), kecuali KA kelas ekonomi jarak jauh dan menengah bertarif subsidi.

Stasiun besar lainnya di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Lempuyangan, khusus hanya melayani kelas ekonomi dan KA lokal/komuter. Stasiun ini direncanakan akan menjadi terminus awal KRL Yogyakarta–Solo.

 

Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia! [ Travel Vlog Jogja ]

 

Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta

Meskipun Stasiun Tugu yang diresmikan tahun 1887 ini merupakan salah satu stasiun yang cukup tua, stasiun ini memiliki arsitektur yang unik. Gedung stasiun berada di tengah kedua sisi rel kereta api, sedangkan bangunan menghadap ke jalan poros Kota Yogyakarta. Arsitektur stasiun ini bergaya art deco yang sangat populer pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

BACA JUGA :  Inside Toyota Museum Japan! Koleksi Toyota Automobile Museum Ini Keren-Keren!

Stasiun ini pernah menjadi tujuan akhir perjalanan kereta luar biasa Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, saat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Kini stasiun tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.[6]

Stasiun Tugu Yogyakarta ini merupakan contoh stasiun berperon pulau dengan dua kepemilikan, yaitu untuk sisi selatan milik Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan lebar sepur 1.435 mm, sedangkan yang sisi utaranya milik Staatsspoorwegen (SS) dengan lebar sepur 1067 mm. NIS dan SS saling berbagai tanah untuk jalur kereta api Jogja-Solo.

Dahulu di stasiun ini terdapat dua percabangan jalur di sisi barat stasiun yang saat ini sudah dinonaktifkan semua. Jalur pertama ke utara menuju Magelang dan berakhir di Parakan. Bekas jalur Jogja-Magelang ini dapat dilihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta.

Jalur ini juga bercabang di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati yang kini juga dinonaktifkan. Jalur yang kedua, ke arah selatan menuju Palbapang di Kabupaten Bantul. Bekas jalur ini juga masih terlihat di beberapa tempat, salah satunya adalah yang sekarang menjadi lapangan parkir di sisi barat laut Keraton Yogya.

Seperti Apa Stasiun Tugu Yogyakarta

Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia!

Stasiun Yogyakarta terbagi menjadi dua emplasemen, yaitu emplasemen utara dan selatan. Stasiun ini juga memiliki dua pintu masuk dan keluar, yakni pintu utama yang menghadap ke Jalan Margo Utomo (Jalan Pangeran Mangkubumi, termasuk wilayah Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis) dan pintu selatan yang menghadap ke arah Jalan Pasar Kembang (wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen). Stasiun ini memiliki bangunan khusus untuk loket di pintu selatan.

Pada tahun 1970-an, kemungkinan jumlah jalur Stasiun Tugu Yogyakarta dapat mencapai sebelas jalur (tidak termasuk jalur ke dalam pos langsiran di utara stasiun), yaitu peron selatan memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 5 sebagai sepur lurus.

BACA JUGA :  Jalan Malioboro Malam Hari? Seperti Apa Suasananya!

Peron utara memiliki enam jalur kereta api dengan (kemungkinan) jalur 6 merupakan sepur lurus. Namun pada tahun 1999, peron di jalur 2 dibangun untuk mengakomodasi tinggi pintu kereta eksekutif kala itu.

Sebelum proyek jalur ganda dimulai sekitar tahun 2004, jalur 3 peron selatan Stasiun Tugu Yogyakarta merupakan sepur lurus arah Solo, sedangkan jalur 4 merupakan sepur lurus arah Kutoarjo. Dengan selesainya jalur ganda lintas Yogyakarta–Maguwo per 8 Januari 2007 dan Yogyakarta–Kutoarjo pada November 2007 dan diresmikan 22 Januari 2008.

Jalur langsir yang masih utuh walaupun sudah dicabut diubah menjadi jalur 1, jalur 1 lama diubah menjadi jalur 2, dan jalur 2 lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus dari dan ke arah Kutoarjo.

Peron tinggi ditambahkan lagi pada jalur 3 (menimbun jalur 3 lama) dan jalur 5. Saat ini jalur 3 dijadikan sepur lurus arah Solo dan sepur belok dari arah Kutoarjo, jalur 4 dijadikan sepur lurus dari arah Kutoarjo, dan 5 dijadikan sepur lurus ke arah Kutoarjo.

Di dalam kompleks stasiun terdapat dipo lokomotif dan dipo kereta maupun gerbong yang berturut-turut terletak di sebelah barat laut dan barat. Pemutar rel/turntable berada di barat dipo lokomotif yang berada di sebelah barat laut stasiun. Di dipo inilah tempat lokomotif-lokomotif besar beristirahat.

Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia!

Ke arah timur Stasiun Tugu Yogyakarta, terdapat perlintasan terunik di Indonesia. Perlintasan itu berbentuk gerbang geser dengan nomor pos jaga lintasan (PJL) 3A dan 3B, khusus untuk sepeda, becak, andong, atau pejalan kaki yang melintas di sekitar kawasan Jalan Malioboro.

Selain itu, terdapat jembatan yang membentang di atas Kali Code, dikenal dengan sebutan Jembatan Kewek, karena melintang di atas Jalan Abu Bakar Ali yang dahulunya diberi nama Kerkweg.

Stasiun ini juga dikenal karena sering mengalami renovasi dan penataan ulang. Pada musim mudik lebaran 2010, semua peron rendah stasiun kecuali peron 4 dibuat menjadi peron tinggi.

Atap kanopi dibangun pada jalur 1 dan 2. Sistem perparkiran kini diubah: pintu timur dan selatan kini digunakan untuk drop-off zone dan parkir becak saja, sedangkan tempat parkir terletak di sebelah barat daya kompleks stasiun.

BACA JUGA :  Liburan Ke Pantai Serang Blitar [ Destinasi Wisata Blitar, Pantai Di Blitar ]

Dalam rangka mewujudkan Stasiun Tugu Yogyakarta kereta api besar bertaraf internasional, stasiun ini sejak musim mudik lebaran 2016 telah direnovasi total, antara lain merombak loket stasiun di pintu selatan serta, pemasangan lantai granit, pengecatan ulang, dan lain-lain.

Di selatan stasiun dahulunya terdapat banyak kios berjejer-jejer yang menjual makanan, ekspedisi barang, dan kios penjualan tiket pesawat dan kereta api, tetapi telah digusur sejak 5 Juli 2017 dengan alasan tidak memiliki izin dan dianggap kumuh oleh PT KAI.

Saat ini stasiun ini memiliki ruang tunggu eksekutif yang diberi nama “Anggrek Executive Lounge” yang dioperasikan oleh PT KA Pariwisata serta memanfaatkan bangunan pendopo belakang stasiun.

Sebuah Stasiun Yang Unik

Stasiun Tugu Jogja Yogyakarta! Stasiun Kereta Api Paling Keren Di Indonesia!

Stasiun Tugu Yogyakarta ini memiliki keunikan, antara lain memiliki dua monumen lokomotif. Monumen yang pertama adalah mesin uap portabel buatan Marshall Britannia, Inggris, yang dipajang di pintu masuk keberangkatan sisi timur. Karena itu ada banyak yang mampir kesini juga ketika sedang berlibur ke Jogja.

Posisi yang semula berada di tengah-tengah jalan masuk stasiun kini dipindahkan di sayap utara jalan tersebut. Sementara itu, di sisi selatan stasiun, dipajang lokomotif diesel hidraulis D301 22 sejak 12 Desember 2018.

Pemajangan lokomotif ini juga dilakukan secara simbolis setelah seluruh bagian stasiun mengalami perombakan lagi, antara lain menambahkan toilet dari mobil bekas dan dapat digunakan oleh masyarakat umum, tak hanya calon penumpang.

Terkait dengan melodi penyambutan kereta api, stasiun Tugu Yogyakarta ini dahulu pernah memutar lagu berjudul “Sepasang Mata Bola” karya Ismail Marzuki yang mengisahkan perjuangan di atas kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta, tetapi kini tidak ada satu pun stasiun di Daop VI yang memutar lagu khas dan memilih memutar melodi Westminster Quarters di semua stasiunnya.

 

Leave a Reply