LiburMulu.com – Dalam upaya ingin menggaet pasar anak muda, pada tanggal 26-27 September 2015 lalu SMESCO menggelar event besar yang begitu ramai serta meriah. Acara tersebut berupa ajang kreasi yang diisi oleh anak-anak muda kreatif Ibu Kota serta workshop dari pembicara-pembicara yang sangat berkompeten dalam bidangnya.
Agustinus Wibowo, merupakan penulis cerita perjalanan yang telah menghasilkan 3 buku bestsellernya yakni Selimut Debu, Garis Batas dan Titik Nol. Beliau menjadi salah satu pembicara yang membahas serta memberikan tips mengenai Travel Writing, yang bisa kalian ikuti secara gratis. Tidak hanya itu, karena workshop juga diisi ilmu tambahan oleh Sacha Stevenson, mengenai tips & tricks membuat Vlog (video blog) yang berpenghasilan.
Bagi kalian yang memiliki hobby membaca buku perjalanan, tentunya tidak akan asing dengan sosok Agustinus Wibowo serta penjelajahan extrimnya ke berbagai negera di Timur Tengah. Agustinus dikenal sebagai penulis yang selalu ingin terlibat dalam perjalanan itu sendiri, dengan mengenal budaya serta berinteraksi dengan masyarakat setempat, membuatnya melahirkan karya yang fenomenal.

Berikut Hal-hal yang disampaikan dalam acara SMESCO Netizen Vaganza, yang tentunya bisa menjadi panduan kalian dalam menulis cerita perjalanan:
1. Personal Experience
Pengalaman pribadi merupakan keunggulan yang membuat sebuah cerita perjalanan berbeda dengan tulisan lainnya. Sehingga cerita perjalanan yang menarik adalah cerita yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi penulis dengan pembacanya. Jika cerita hanya memberikan informasi saja, hal itu bisa didapat dengan mudah melalui Google atau internet. Karena dengan menuliskan pengalaman kalian di dalamnya, pembacapun akan diajak seakan terlibat dalam pengalaman tersebut.
2. Travel with Purpose
Tujuan yang dimaksudkan di sini adalah, memastikan bahwa kalian memiliki tujuan dan alasan mengapa memilih datang ke tempat tersebut. Misalnya ingin mengetahui secara detail sejarah tempat tersebut atau datang karena adanya sebuah festival. Karena jika kalian datang tanpa tujuan yang jelas atau karena bosan, sudah pasti tidak akan menghasilkan cerita yang menarik.
3. Observasi atau Riset demi sebuah fakta

Riset menjadi hal yang sangat penting untuk menyampaikan sebuah fakta yang ditulis dalam cerita perjalanan. Karena seorang penulis harus berhati-hati dengan kontrak dengan pembaca, kontrak tersebut adalah: Apa yang ditulis haruslah fakta yang sebenarnya. Keunggulan dari buku-buku yang ditulis Agustinus salah satunya dengan menghadirkan sumber serta fakta yang mendukung cerita.
4. Sudut Pandang yang unik
Cerita perjalanan tidaklah boleh selalu monoton dengan mengungkapkan keindahan alamnya saja, melainkan penulis juga harus mencari sudut pandang lain yang mungkin saja dapat diceritakan. Misalnya saja dengan datang kesuatu tempat yang sudah ramai seperti Borobudur, tentu sudah banyak yang telas menuliskan sejarah serta keindahannya. Namun kalian dapat mencari narasumber yang dapat menceritakan bagaimana cara membersihkan semua canti-candi tersebut. Ide yang menarik bukan?!
5. Berkomitmen adalah cara untuk menyiasati Writer’s block
Tantangan menulis saat ini besar akibat godaan internet dan social media. Agustinus berpendapat bahwa Writer’s block hanyalah mitos, karena malas untuk memulai & kurang riset tentang apa yang akan ditulis. Maka disarankan agar kalian menjauhkan semua gadget dan internet untuk sementara ketika sedang fokus menulis.
Kalian tentu memiliki banyak perjalanan menarik bukan?! Saatnya untuk menuliskan pengalaman kalian dengan tips-tips bermanfaat dari Agustinus tersebut.
Berbeda dengan Agustinus Wibowo, Sacha Stevenson mengisi workshop dengan memberikan tips yang berkaitan dengan pembuatan video yang banyak ia upload ke youtube. Karena komitmen kuatnya, video-video tersebut kini telah mampu menjadi sumber pendapatannya yang menjanjikan, Chanelnya bisa kalian lihat disini. Berikut tips bagi kalian yang juga ingin menjadi Youtubers profesional:
1. Tidak perlu mahal
Untuk memulai membuat video yang kreatif tidaklah membutuhkan biaya yang mahal, karena Sacha mengaku membuat semua videonya secara gratis dengan properti yang seadanya. Banyak benda yang ia jadikan untuk tripod seperti kursi, ember hingga buku. Lighting pun seadanya namun tetap harus mementingkan kualitas audio yang bagus.
2. Durasi yang singkat
Selera penikmat Youtube kebanyakan tidak menyukai durasi video yang terlalu lama. Karena berbeda dengan Televisi yang tidak harus streaming, menyaksikan Youtube tidaklah dapat disamakan durasinya. Maka ada baiknya kontent Vlog dibuat dengan singkat dan orisinal serta bermanfaat bagi viewers.
3. Jangan takut untuk jelek

Bagi kalian yang telah berhasil membuat video namun merasa menghasilkan video yang tidak bermanfaat, biarkan saja. Karena dengan membuat video yang jelek, kalian akan dapat mengkoreksi serta belajar dari pengalaman untuk menjadi yang lebih baik. Seperti Sacha yang berkali-kali gagal namun kini akhirnya menemukan jatidiri sebagai Youtubers yang memiliki pasar video komedi.
4. Tips mengalirkan ide
Berupayalah untuk berfikir: Apa yang bisa saya potong, bukan apa yang bisa saya tambah. Karena dengan begitu, ide akan mengalir deras tanpa dibebani oleh durasi yang direcord.
5. Buat lagu sendiri
Hal paling penting yang harus diperhatikan Youtubers yakni tentang penggunaan musik dalam video. Sebaiknya berhati-hati bila insert lagu di Youtube, karena dapat bersinggungan dengan hak cipta. Sacha mengaku membuat lagu sendiri untuk melengkapi videonya.
6. Hal yang perlu diingat
Semua video yang sudah diupload ke Youtube, tidak dapat lagi kalian jual atau disubscribe ke platform lainnya.
***
Demikian ilmu-ilmu yang disampaikan oleh 2 pembicara di acara SMESCO Netizen Vaganza mengenai Travel Writing serta Vlog Tips & Tricks. Semoga dapat bermanfaat bagi kalian yang tidak sempat menghadiri acara tersebut. Semua materi membuktikan bahwa semakin bagus sebuah karya, maka kenyataannya semakin sulit bagi seseorang untuk menciptakannya. Selamat berkarya!